Ketika saya berkunjung ke sebuah klinik bekam...
(masih di Jakarta), saya cukup kaget melihat prosesnya. Si terapis tidak memakai sarung tangan karet dan alat-alat bekam (kop atau gelas bekam) ketika disterilisasi hanya cukup diolesi alkohol. Padahal, kita tahu bahwa darah adalah tempat yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya mikroba dan virus. Saya merasa khawatir saja, ketika kop bekam tersebut dipakai oleh seseorang yang mengidap penyakit kuning (hepatitis) atau aids, maka otomatis (dimungkinkan besar) bahwa virus tersebut akan menular ke pasien yang lainnya yang kebetulan memakai kop bekam yang proses sterilisasinya tidak baik. Alangkah baiknya kop-kop bekam tersebut direbus sampai mendidih dan ditetesi DTT (disinfektan tingkat tinggi) kalau ada. Saya pribadi ketika membekam lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien, daripada khawatir kop-kop bekam saya rusak karena sering direbus. Biarlah kop-kop bekam saya kusam karena sering direbus, asalkan steril.
Komentar
Posting Komentar