Bekam, Solusi Sehat Sunnah Rasul

Bekam, Solusi Sehat Sunnah Rasul
Oleh Dudung Ramdani, Lc


Dasar dari prinsip ajaran Islam adalah untuk membawa kebaikan untuk seluruh umat manusia, dari dunia sampai ke akhirat kelak. Tidak hanya mengurus hal-hal yang berkaitan dengan masalah ibadah, muamalah dan jinayah, tetapi Islam juga memperhatikan masalah kesehatan umatnya. Misalnya dalam hal pelarangan arak (miras, narkoba dan yang sejenisnya), makan daging babi, minum darah segar, berzina dan lain sebagainya merupakan bukti nyata bahwa Islam memperhatikan kesehatan jasmani umatnya.


Kemudian apabila kita mau memperhatikan, ternyata para ulama pendahulu kita seperti Imam Al-Bukhari (guru besar para pakar hadits, wafat tahun 870 M./256 H.) adalah seorang imam yang pertama kali menyusun sebuah judul di dalam kitabnya, yaitu kitab Shahih Al-Bukhari dengan nama �Kitabuth Thibb� "Kitab Pengobatan.� Di dalam kitab tersebut beliau membahas lebih kurang sembilan puluh satu hadits yang bekaitan dengan pengobatan. Di antaranya beliau membahas tentang terapi bekam, ruqyah syar�iyyah, habbatussauda, terapi madu (herba) dan lain sebagainya. Kemudian jejak beliau diteruskan oleh Imam Ibnu Qayyim (wafat tahun 751 H./1350 M.), selain beliau dikenal sebagai seorang fuqaha (pakar ilmu fiqih), beliau juga dikenal sebagai pakar pengobatan yang professional, seperti yang dapat kita lihat di dalam karya beliau, Zadul Ma'ad. Di dalam kitab tersebut, beliau mencantumkan sebuah bab dengan nama "Ath-Thibbun Nabawi" "Pengobatan Cara Nabi" dan di antara yang dibahas oleh beliau adalah terapi bekam. Jauh sebelum Islam datang, bahkan 5000 tahun SM, terapi pengobatan sudah dikenal umat manusia. Seperti halnya orang-orang Persia yang telah mengenal terapi pengobatan. Pada zaman sebelum kenabian dan kerasulan Muhammad, ada seorang pemuda yang bernama Al-Harits bin Kaldah yang dikenal sebagai praktisi kesehatan (dokter). Ketika Al-Harits bin Kaldah pergi ke Persia (Iran sekarang), di sana ia bertemu dengan kepala negara Persia yang bernama Kaisar Anusyirwan. Pada saat Al-Harits tiba di istana sang Kaisar, di sana Al-Harits diberondong pertanyaan yang menyangkut masalah pengobatan, di antaranya sang Kaisar menanyakan tentang terapi bekam, obat-obatan dan lain sebagainya. Anusyirwan bertanya, "Apa yang engkau ketahui tentang terapi bekam?"


Al-Harits bin Kaldah menjawab, "Ketika bulan sabit mulai berkurang (bentuknya mulai membundar), di hari yang cerah tidak berawan, hati sedang senang dan urat-urat sedang tenang karena engkau sedang bergembira dan tidak sedang gundah." Setelah Anusyirwan bertanya tentang bekam, Al-Harits ditanya tentang obat-obatan. Anusyirwan berkata, "Apa yang engkau ketahui tentang obat-obatan?" Al-Harits bin Kaldah menjawab, "Jauhilah obat selama tubuhmu sedang sehat. Kalau engkau sedang sakit, maka cegahlah (obati) dengan sesuatu yang bisa mengalahkan (menyembuhkan) penyakitmu sebelum penyakitmu menjadi semakin parah. Karena tubuh manusia ibarat tanah. Ketika engkau urus, maka tanah tersebut akan subur dan ketika engkau lalaikan, maka tanah tersebut akan tandus."(Uyunul Anba fi Thabaqatil Athibba, karya Ibnu Abu Ashiba'ah, Bab Tujuh, Thabaqatil Athibba Alladzina Kanu fi Awwali Zhuhuril Islami min Athibbail Arab wa Ghairihim, hal. 163, dikoreksi oleh DR. Nizar Ridha, Dar Maktabatul Hayat Bairut Libanon). Pada zaman Al-Harits bin Kaldah dan setelah Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul, maka di antara pengobatan yang berkembang pada zaman itu, beliau hanya memilih bekam sebagai sarana berikhtiyar untuk mencari kesembuhan dari Allah swt. Kemudian Rasulullah saw menambahkan terapi madu sebagai pelengkap untuk membantu kesempurnaan kinerja bekam. Madu yang dihasilkan oleh seekor lebah sekurang-kurangnya bersumber dari seratus lima puluh macam bunga. Bisa kita bayangkan, berapa banyak kandungan vitamin dari berbagai macam bunga tumbuh-tumbuhan tersebut yang kita minum untuk setiap satu sendok madunya. Karena bunga-bunga yang dihirup sang lebah merupakan bakal buah di kemudian hari. Oleh karena itu, kita mengenal macam-macam jenis madu sesuai dengan nama tumbuhan yang dihisap oleh sang lebah. Di antaranya ada madu lengkeng, madu rambutan, madu mangga dan lain sebagainya. Kita pun tahu, Allah swt telah menjelaskan bahwa madu merupakan sumber minuman alami yang menyehatkan. Allah swt berfirman, "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia," (QS An-Nahl [16]: 69). Selain itu, sengatan lebah bisa digunakan sebagai terapi kesehatan, yaitu sebuah terapi kesehatan yang kita kenal dengan nama terapi sengat lebah. Dari sini, para ahli kesehatan menjadikan madu sebagai inspirasi untuk membuat obat-obatan yang bersumber dari alam. Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan alami akan sangat baik apabila digabungkan dengan terapi bekam sebegai terapi luarnya.
Wallahu A'lam.

Mengenal Bekam
A. Sejarah Bekam
Sebagian orang Indonesia menyebut terapi bekam ini dengan nama terapi al-hijamah seperti kata aslinya dari bahasa Arab. Ada juga yang menyebutnya dengan nama terapi kop, cantuk dan banyak istilah lainnya. Terapi bekam ini sudah dikenal sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia (Irak sekarang), Saba (Yaman), Persia (Iran sekarang) dan Mesir (catatan text book kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 S.M. di Mesir kuno menyebutkan tehnik pengobatan dengan cara berbekam). Para ahli sejarah mengatakan bahwa Hippocrates (460-377 S.M.), Celsus (53 S.M.-7 M.), Aulus Cornelius Galen (200-300 M.) telah mempopulerkan cara pembuangan darah secara langsung dari pembuluh darah (vena section). Pada saat melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang dikeluarkan terkadang cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien mengalami pingsan. Terapi seperti ini pernah dilakukan di zaman Rasulullah saw. Jabir berkata bahwa Rasulullah saw pernah mengutus seorang dokter untuk menemui Ubay bin Ka'ab. Kemudian dokter tersebut melukai pembuluh darah Ubay bin Ka'ab (mengambil darahnya). Dari Jabir ia berkata, "Rasulullah pernah mengutus seorang dokter untuk menemui Ubay bin Ka'ab. Kemudian sang dokter mengeluarkan darah dari vena sectionnya." (HR Muslim).
Pada zaman China kuno, orang-orang China menamainya dengan istilah �perawatan tanduk�. Karena mereka juga menggunakan tanduk sebagai media untuk berbekam. Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) di dalam bukunya, A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan seperti sapi atau kerbau sebagai terapi bekam. Pertama kalinya digunakan untuk mengeluarkan darah bisul yang dikenal sebagai tehnik �jiaofa�. Sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC. Kini pengobatan bekam telah dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif. (dari www.wikipedia.org).

B. Definisi Bekam
Kata bekam berasal dari bahasa Melayu, terjemahan dari kata hajama dari bahasa Arab yang artinya 'menghisap.' "Seorang anak sedang menghisap payudara ibunya."(Lisanul Arab, bab hajama, hal 117, Darul Fikr, cet. 1, jilid ke-12 tahun 1410 H./1990 M.)
Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata bekam dijelaskan sebagai berikut, " Bekam adalah proses mengeluarkan (memantik) darah dari tubuh orang (dengan menelungkupkan mangkuk yang diisi api pada kulit sehingga kulit menjadi bengkak, kemudian digores dengan benda tajam supaya darahnya keluar)." (KBBI, hal. 121, Balai Pustaka, edisi ketiga, 2005).

C. Khasiat dan Keistimewaan Bekam
Dahulu, bekam hanya dipergunakan untuk mengobati penyakit sejenis bisul untuk membuang darah kotornya. Kemudian, cara pengobatan ini berkembang dan menjadi sebuah terapi pengobatan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Rasulullah saw pun telah menganjurkan umatnya agar berbekam. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Kesembuhan bersumber dari tiga hal; minum madu, torehan pisau bekam dan dengan terapi kay (terapi sengatan besi panas). Tetapi aku melarang ummatku melakukan terapi kay." (HR Al-Bukhari, dari Ibnu Abbas. Kitabuth Thibb, Babusy Syifa fi Tsalatsatin, hadits no. 5681, hal. 1006. Darus Salam Riyadh, KSA, cet. ke-2, Dzulhijjah 1419 H./ Maret 1999 M.)
Bekam merupakan terapi pengobatan yang diketahui oleh manusia dan Rasulullah saw sangat menganjurkan para sahabat agar menggunakan terapi bekam sebagai terapi pengobatan untuk segala macam penyakit, khususnya untuk orang-orang yang menderita penyakit tekanan darah tinggi.
Rasulullah saw bersabda, "Apabila (tekanan) darah seseorang sedang tinggi, maka segeralah berbekam. Karena, (tekanan) darah tinggi sangat membahayakan (jiwa) si penderita." (HR Ath-Thabari, dari Anas bin Malik. Tahdzibul Atsar karya Ath-Thabari, Kitab Dzikru Dzalik, Bab idza Haja Biahadikum Dam. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).
Selain untuk menurunkan tekanan darah tinggi, terapi bekam juga bisa dilakukan di bagian tubuh mana pun untuk mengobati jenis penyakit tertentu sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh para ulama pakar bekam.
Metode bekam juga telah membuktikan keistimewaannya, karena memiliki khasiat yang sangat manjur di dalam menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Baik sebagai langkah preventif apabila kita sedang dalam keadaan sehat dan sebagai langkah pengobatan ketika kita sedang sakit. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Beliau bersabda, "Hendaklah kalian berbekam di tengkuk, karena berbekam di tengkuk merupakan obat untuk tujuh puluh dua penyakit." (Al-Mu'jamul Kabir karya Ath-Thabrani dari Abdul Hamid dari bapaknya dari kakeknya). Beliau juga bersabda, "Sebaik-baik pengobatan yang kalian gunakan adalah terapi bekam." (HR Ahmad, dari Anas bin Malik. Al-Musnad, Darul Hadits Kairo, cet. ke-1 tahun 1416 M./ 1995 M., juz ke-10, hadits no. 11984, hal. 342). Sabda beliau ini jangan diartikan bahwa bekam adalah metode pengobatan yang dianggap baik pada zaman beliau saja, tetapi untuk selamanya. Dengan demikian, pengobatan metode bekam merupakan sunnah Nabi yang sangat dianjurkan untuk dipraktikkan oleh setiap muslim. Metode ini merupakan pengobatan paling ideal, baik ditinjau dari kaca mata Islam maupun ditinjau dari kaca mata medis. Bekam sebagai pengobatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini. Dimulai sejak zaman Mesir Kuno, bekam telah menunjukkan bahwa metode ini memiliki posisi yang tinggi di antara pengobatan lain, sehingga Rasulullah saw pun menyetujuinya untuk dijadikan sebagai metode pengobatan untuk umatnya.
Di antara keistimewaan bekam adalah sebagai berikut:
1. terapi pengobatan alami.
2. mencontoh dan menghidupkan sunnah Rasulullah saw.
3. tidak ada efek samping, dan
4. sangat mujarab menyembuhkan berbagai macam penyakit, khususnya penyakit tidak menular (PTM) seperti:
1. tekanan darah tinggi.
2. migrain.
3. penyempitan pembuluh darah.
4. insomnia.
5. serangan jantung.
6. stroke.
7. asam urat, dan lain-lain.
Mike O'Farrell, Ceo of The British Acupuncture Council, pernah memuji khasiat bekam dan berkata, "This is a successful method as seen by the thousands of patients who use it. However, as with all medical treatments it is important to seek out a registered practitioner." "Bekam adalah sebuah metode yang manjur karena telah terbukti terhadap ribuan pasien yang pernah diterapi dengan bekam. Sama halnya dengan keberhasilan pengobatan kedokteran, dan yang terpenting harus dicarikan dokter yang khusus menangani hal ini (bekam)." (www.news.bbc.co.uk).

D. Peralatan Bekam
Pada zaman sekarang, peralatan bekam telah berkembang dan dimodernisasi, sehingga menjadi sebuah alat yang praktis dan mudah digunakan. Peralatan bekam yang digunakan oleh para juru bekam pada zaman sekarang biasanya terdiri dari:
1. Alat penghisap (gun pump).
2. Mangkuk (cupping set).
3. Pena jarum (lancing device).
4. Jarum (lance), disposal.
5. Antiseptik (bahan sterilisasi seperti alkohol).
6. Sarung tangan kesehatan (rubber gloves), disposal.
7. Tensi meter.
8. Stetoskop.
9. Alat periksa gula darah, dan
10. Kapas dan cairan antiseptic (iodine).

E. Waktu yang Paling Baik untuk Berbekam
Tidak ada batasan usia kapan seseorang diperbolehkan untuk berbekam. Akan tetapi, para ulama pakar bekam menjelaskan bahwa seorang pria boleh dibekam ketika berusia dua puluh tahun ke atas dan untuk wanita diperbolehkan untuk dibekam ketika memasuki masa menopause. Mereka beralasan bahwa untuk kaum wanita, mereka tidak perlu dibekam ketika mereka masih dalam usia subur (masih haidh). Karena dengan keluarnya darah haidh bisa membantu kesehatan fisik mereka. Akan tetapi penulis melihat bahwa darah haidh berbeda dengan darah bekam. Pada kenyataannya, banyak sekali kaum wanita masa usia subur yang mengidap penyakit tertentu, semisal sering pusing, kolesterol dan lain-lain. Apabila mereka diperbolehkan berbekam ketika mereka memasuki masa menopause, alangkah lamanya mereka menunggu. Oleh karena itu, tidak ada batasan usia kapan seorang pria atau wanita boleh dibekam. Adapun waku yang dianjurkan oleh para ulama pakar bekam untuk berbekam adalah sebagai berikut:
1. Ketika sedang sehat.
Ketika seseorang sedang sehat boleh juga untuk dibekam, sebagai bentuk pencegahan dari segala macam penyakit. Dalilnya yaitu sabda Rasulullah saw, Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah aku melewati sekumpulan para malaikat di malam aku diisrakan, kecuali mereka berkata kepadaku, "Wahai Muhammad berbekamlah." (HR Ibnu Majah).
2. Ketika sedang sakit.
Misalnya berbekam pada saat tensi darah sedang naik. Dahulu, Imam Ahmad selalu dibekam pada saat tekanan darah beliau sedang naik. Pada saat sedang sakit, setiap orang sangat dianjurkan untuk berobat, misalnya dengan berbekam.
Adapun hari yang baik untuk berbekam menurut penanggalan Hijriyah yaitu:
1. Senin, 2. Selasa, dan 3. Kamis.
Hal ini didasari oleh sebuah hadits dari Ibnu Umar bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Berbekam di pagi hari (sebelum makan) sangat baik, bisa menyembuhkan penyakit, banyak berkahnya, bisa meningkatkan daya ingat dan hafalan. Oleh karena itu, berbekamlah mencari keberkahan dari Allah pada hari Kamis dan jangan sekali-kali berbekam pada hari Rabu, Jumat, Sabtu dan Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Karena pada kedua hari ini (Senin dan Selasa), Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakitnya. Sedangkan penyakitnya muncul pertama kali pada hari Rabu dan penyakit cacar dan penyakit belang (vitiligo) selalu muncul pada hari Rabu atau malam Rabu," (HR Ibnu Majah). Disunnahkan pula agar berbekam pada tanggal 17, 19 dan 21 setiap bulan Qamariyah. Hal ini didasari oleh sebuah hadits dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, " Barangsiapa yang berbekam pada tanggal tujuh belas, sembilan belas dan dua pulu satu, maka hal itu akan menjadi penyebab kesembuhan penyakitnya." (HR. Abu Dawud, Kitabuth Thibb, Bab Mata Tustahabbul Hijamah, juz ke-3, hadits no. 3861, hal. 385, Darul Fikr Bairut Libanon, 1994 M./ 1414 H.) Akan tetapi untuk seseorang yang sedang sakit dan memerlukan pertolongan secepatnya (untuk dibekam), maka ia boleh dibekam kapan saja dan tidak terikat dengan ketiga hari dan tanggal di atas.

F. Kesembuhan Hanya dari Allah swt.
Ketika seorang pasien telah sembuh dari penyakit yang selama ini dideritanya, maka bersyukurlah kepada Allah, karena bukan juru bekam dan bukan pula bekam itu sendiri yang telah menyembuhkannya, tetapi Allah swt lah yang telah menyembuhkannya.
Allah swt berfirman, "Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku," (QS Ay-Syua'ra [26]: 80). Kita harus menyadari bahwa ketika Allah mencintai hamba-Nya, maka Allah akan mengujinya dengan berbagai macam ujian dan musibah. Tetapi terkadang kita tidak memahaminya dan yang keluar dari mulut kita justru kata-kata keluh kesah dan merasa kesal dengan semua musibah yang sedang menimpanya. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, maka Allah akan mengujinya (dengan berbagai musibah)." (HR Al-Bukhari, dari Said bin Yasar, Kitabul Mardha, Bab Ma Ja-a fi Kaffaratil Mardha, hadits no. 5645, hal. 999. Darus Salam Riyadh, KSA, cet. ke-2, Dzulhijjah 1419 H./ Maret 1999 M.) "Allah akan mengampuni dosa-dosa seorang muslim karena musibah yang sedang menimpanya, walaupun hanya tertusuk duri." (HR Al-Bukhari, dari Aisyah, Kitabul Mardha, Bab Ma Ja-a fi Kaffaratil Mardha, hadits no. 5640, hal. 999. Darus Salam Riyadh, KSA, cet. ke-2, Dzulhijjah 1419 H./ Maret 1999 M.) Allah swt berfirman, "Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan?"(QS An-Naml [27]: 62).
Walaahu A�lam.

Penutup
Demikianlah sekilas gambaran umum tentang terapi bekam yang dapat penulis haturkan. Mudah-mudahan bermanfaat, khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk para pembaca yang budiman, kaum muslimin di mana pun berada yang dimuliakan oleh Allah swt.

ANDA INGIN DIBEKAM? HUBUNGI:
ust. Dudung Ramdani, Lc 0856 9705 4281
Klinik YAPKES Jl. Utan Kayu Raya Masuk melalui gang yang berada di samping Rumah Makan Waroenk Kito nanti tembus ke Gg. Randu RT 005 RW 02 No. 17B Utan Kayu Utara Jakarta Timur 13120 Jam Praktek : Senin s.d. Jum'at : 18:00 s.d. 21:00 & Sabtu - Ahad : dengan perjanjian
Biaya terapi bekam (semua titik) Rp 120.000,- dan biaya terapi bekam panggilan se-DKI Jakarta Rp 200.000,- jarak dekat dan Rp 250.000,- jarak jauh.
Pasien wanita ditangani oleh wanita/ Cut Marlinda, SKM WA 0856 9102 8121

Komentar