Pada jaman yang serba instan dan cepat sekarang ini, kehidupan manusia juga telah dikondisikan pada ritme yang sangat cepat dan dinamis. Makin kompleksnya dan tingginya kebutuhan hidup mesti dibarengi dengan kecepatan dalam melakukan pekerjaan. Dampak ikutannya pun tak terelakkan. Berbagai jenis makanan serba instan dan cepat saji pun hadir untuk memenuhi kebutuhan jaman. Berbagai racun yang dibawa makanan �modern� pun dengan lancarnya masuk ke dalam tubuh kita.
Toksik maupun zat-zat beracun yang dibawa makanan dan masuk ke dalam tubuh, tentu saja akan ditolak oleh tubuh. Metabolisme tubuh secara otomatis sebenarnya sudah bekerja untuk menetralisir dan membuang toksik maupun unsur beracun lainnya. Namun kalau toksik yang masuk ke dalam tubuh terjadi dalam proses yang cepat dengan jumlah yang banyak dan terus menerus, tentu saja tubuh juga tidak akan mampu mengatasinya. Akhirnya, berbagai penyakit pun mudah menyerang tubuh kita.
Untuk mengatasi terjadinya penyakit dalam tubuh kita, maka kita harus melakukan penyembuhan. Caranya adalah dengan mengeluarkan toksik-toksin yang masuk ke dalam tubuh. Istilahnya de-toksifikasi. Salah satu cara melakukan de-toksifikasi adalah dengan berpuasa.
Puasa secara umum dipersepsi sebagai kegiatan menahan makan dan minum dalam rentang waktu tertentu. Kadang puasa yang dilakukan bukan hanya tidak memasukkan makanan atau minuman namun juga disertai niat mengurangi atau menahan perbuatan tertentu. Begitu juga niat atau maksud dengan melakukan puasa juga berbeda-beda, tergantung yang melaksanakannya.
Menurut teori medis, terapi puasa mampu mengobati berbagai macam penyakit. Berbagai penelitian pun membuktikan hal itu. Karena itu banyak ahli medis yang meyakini bahwa puasa merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit.
Sebenarnya persepsi semacam ini kurang tepat. Dalam kegiatan berpuasa, terjadi proses seleksi masuknya makanan maupun minuman ke dalam tubuh. Secara alami, tubuhpun akan melakukan tugasnya dengan baik karena beban yang biasanya dilakukan berkurang dengan drastis. Dalam kondisi ini, tubuh akan melakukan detoksifikasi. Berbagai racun yang telah masuk dalam tubuh akan dibuang atau dinetralisir oleh tubuh.
Lantas kapan kita sebaiknya melakukan terapi puasa ? Untuk melakukan terapi puasa, sebenarnya kita dapat mengetahuinya dengan memahami kondisi tubuh. Apabila tubuh sering merasa sakit, mungkin sudah saatnya kita melakukan terapi puasa. Bahkan ketika tubuh merasakan gejala penurunan, seperti letih, lesu, tidak bersemangat, sebaiknya kita mulai waspada dengan tubuh kita.
Ada baiknya bila terapi puasa dilakukan dibarengi niat yang disesuaikan dengan keyakinan agama. Selain akan memberikan hasil fisik nyata berupa tubuh yang sehat, mental dan jiwa pun akan turut semakin sehat. Tentunya dengan jiwa dan mentalitas yang sehat akan mendorong tubuh kita menjadi lebih sehat.
Dengan terapi puasa ini, kita dapat mengatur makanan atau minuman yang diperlukan tubuh. Pilih makanan dengan kandungan yang sesuai. Begitu juga porsi makanan yang kita makan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Makan makanan secara berlebihan, apalagi tanpa mengetahui kandungan didalamnya rasanya hanya akan menjerumuskan tubuh kita ke lembah penyakit.
Sumber dari Naturaterapi
Komentar
Posting Komentar