Thibbun Nabawi
Muallij Islamiah
Tema Thibbun Nabawi (Juga dieja Thibb An-Nabawiy) telah dibicarakan secara umum di sini yaitu
mengenai khasiat madu. Kali ini, akan kita coba paparkan beberapa uraian sebagaimana yang
terdapat dalam kitab tersebut yang terdiri lebih 67 tema. secara kesinambungan dari uraian Kitab Zaadul Maad dan Kitab Ad-Daa Wa Ad Dawaa oleh Muhammad bin Abi Bakr bin
Ayyub bin Sa'd al-Zar'i bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi, atau dikenal dengan sebutan Ibnu Qoyyim
Al-Jauziah.
Di dalam kitab ini membahas tentang pengobatan penyakit fisik(sebagai Thobib), bekam,
sifat dan perbuatan nabi, pengobatan penyakit hati dan pengobatan penyakit akibat gangguan sihir dan
jin (sebagai Muallij). Maka penggunaan thobibi haruslah sesuai dengan upaya kita merawati
penyakit fisik, manakala istilah Muallij haruslah sesuai dengan upaya kita merawat sihir.
Ringkasnya:
a. Seorang thobib tidak semestinya seorang muallij tetapi thobib boleh juga menyembuhkan
sihir. Thobib mempunyai resep bahan alamiah dan menggabungkan zikir dan doa.
b. Seorang muallij tidak semestinya seorang thobib dan ia mengkhususkan dirinya dengan
perawat sihir. Muallij hanya menggunakan ayat quran dan doa untuk kesembuhan.
c. Jika seorang itu boleh mengobati kedua-duanya tadi, maka ia harus mengisytiharkan dirinya
dengan satu nama gelaran yang merujuk kepada upaya dan keahliannya. Jika ia lebih
ahli dalam mengobati sihir, maka ia harus menggunakan gelaran muallij manakala jika ia ahli dengan pengobatan fisik , ia harus mengisytiharkan dirinya sebagai thobib. Ini sesuai dengan
hadist rasulullah yang hanya menggunakan khidmat thobib yang ahli saja ketika merawat
diri dan sahabat akibat kecederaan perang maupun penyakit.
Muallij Islamiah
Tema Thibbun Nabawi (Juga dieja Thibb An-Nabawiy) telah dibicarakan secara umum di sini yaitu
mengenai khasiat madu. Kali ini, akan kita coba paparkan beberapa uraian sebagaimana yang
terdapat dalam kitab tersebut yang terdiri lebih 67 tema. secara kesinambungan dari uraian Kitab Zaadul Maad dan Kitab Ad-Daa Wa Ad Dawaa oleh Muhammad bin Abi Bakr bin
Ayyub bin Sa'd al-Zar'i bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi, atau dikenal dengan sebutan Ibnu Qoyyim
Al-Jauziah.
Di dalam kitab ini membahas tentang pengobatan penyakit fisik(sebagai Thobib), bekam,
sifat dan perbuatan nabi, pengobatan penyakit hati dan pengobatan penyakit akibat gangguan sihir dan
jin (sebagai Muallij). Maka penggunaan thobibi haruslah sesuai dengan upaya kita merawati
penyakit fisik, manakala istilah Muallij haruslah sesuai dengan upaya kita merawat sihir.
Ringkasnya:
a. Seorang thobib tidak semestinya seorang muallij tetapi thobib boleh juga menyembuhkan
sihir. Thobib mempunyai resep bahan alamiah dan menggabungkan zikir dan doa.
b. Seorang muallij tidak semestinya seorang thobib dan ia mengkhususkan dirinya dengan
perawat sihir. Muallij hanya menggunakan ayat quran dan doa untuk kesembuhan.
c. Jika seorang itu boleh mengobati kedua-duanya tadi, maka ia harus mengisytiharkan dirinya
dengan satu nama gelaran yang merujuk kepada upaya dan keahliannya. Jika ia lebih
ahli dalam mengobati sihir, maka ia harus menggunakan gelaran muallij manakala jika ia ahli dengan pengobatan fisik , ia harus mengisytiharkan dirinya sebagai thobib. Ini sesuai dengan
hadist rasulullah yang hanya menggunakan khidmat thobib yang ahli saja ketika merawat
diri dan sahabat akibat kecederaan perang maupun penyakit.
Komentar
Posting Komentar